Kamis, 31 Januari 2013

Peutroen Aneuk, Visualisasi Adat Dalam Tarian

 THE GLOBE JOURNAL
 Nurul Fajri | The Globe Journal
Minggu, 06 Januari 2013 00:17 WIB
 
Banda Aceh- Adat istiadat tidak hanya diperkenal melalui buku-buku bacaan saja. Ada banyak cara memperkenalkan kebiasaan turun temurun masyarakat Aceh, salah satunya lewat tarian.

Hal itulah yang dipersembahkan oleh Sanggar Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kota Sabang dalam Tangloeng Dance Festival 2013, Minggu (6/1/2013).

Dalam festival ini, sanggar ini menampilkan tarian 'Peutroen Aneuk' yang merupakan salah satu kebisaan yang telah dimiliki Aceh sejak dahulu kala.

Tari yang dikoreografikan oleh Saumi Rahmah ini menceritakan bagaimana prosesi peutron aneuk dalam masyarakat Aceh. Tarian yang dimulai dengan seorang perempuan yang membawa tudung sajian adat dan dua orang lelaki yang mengiringinya.

Lalu, penonton kembali menyaksikan seorang penari wanita lainnya masuk sambil menggendong anak bayi dipangkuannya. Lalu terjadilah prosesi adat yang divisualisasikan lewat gerak tubuh para penari.

Tidak hanya Peutroen Aneuk, para pengunjung Taman Budaya disuguhkan ragam tarian di hari terakhir Tangloeng Dance Festival 2013. Tujuh sanggar meramaikan panggung di malam kedua ini.

Tariah Cah Rimba menjadi pembuka festival, kemudian disusul oleh Tari Merambui dari Sanggar Putroe Ceudah. Penampilan ketiga oleh SMP Negeri 2 Sabang.

Lalu, tarian dengan musik melayu, Tari Keprok kembali menghiasi panggung. Tarian yang dibawakan oleh para wanita berbaju merah jambu dari Sanggar Banda Beutari Pemerintah Kota Langsa mendapat perhatian dari para penonton.

Demikian pula dengan Tradisi Blang yang dibawakan oleh Sanggar Geunaseh. Tarian Putroe Pasee dari UKM Seni dan Budaya Unimal dan Tari Meuhamba dari Sanggar Seni Seulawet menjadi penutup acara tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar