PEMERINTAH Kota (Pemko) Banda Aceh pernah berjanji akan memugarkan
makam keturunan raja milik Teungku Poeteraja, di Gampong Lamjamee,
Kecamatan Jaya Baru, pada tahun 2010 lalu. Namun janji tersebut hingga
awal tahun 2013 ini belum juga terealisasi.
"Pemerintah dan DPR Kota Banda Aceh pernah datang untuk melihat makam itu. Mereka telah berjanji memugar sejak 2010 lalu, tapi sampai sekarang sama sekali tidak terealisasi," kata salah seorang Tuha Peut Gampong Lamjamee, Luqman, kepada ATJEHPOSTcom, Kamis 7 Maret 2013.
Menurutn Luqman, selain Pemko Banda Aceh, Balai Pelestarian Purbakala Aceh juga pernah datang ke lokasi tersebut. Tim tersebut juga mengungkapkan hal yang sama, namun juga tidak terealisasi.
“Padahal, jika tidak segera dilakukan pemugaran bukit, makam ini akan segera hilang karena terkikis oleh air laut jika sedang pasang,” kata Luqman lagi.
"Di atas bukit itu ada dua makam. Yaitu, satu milik Teungku Poeteraja, dan satu lagi milik istrinya. Ada tulisan relief Aceh di makam itu pada penutupnya. Saya berharap kita harus bersama-sama ktelusuri mengenai sejarahnya," ujar Luqman.
Sebelumnya diberitakan, dua makam keturunan raja yang terletak di Gampong Lamjame, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, kondisinya memprihatinkan.
Pantauan ATJEHPOSTcom, kedua makam itu berada dekat dengan muara sungai yang tidak jauh dari Pelabuhan Ulee Lhee, Kota Banda Aceh. Pada salah satu makam terpasang papan nama bertuliskan "Teungku Poeteraja".
Usia Teungku Poeteraja diperkirakan 72 tahun. Ini berdasarkan tanggal yang tercantum di sana, yaitu dari 1635 hingga 1706.
Berbeda dengan makam raja-raja lainnya di Aceh. Kondisi makam Teungku Poeteraja, terlihat jarang terawat. Ini ditandai dengan tumbuhnya ilalang setinggi anak kecil di sekeliling makam itu. Hanya karang dan batu kerikil yang membentuk gundukan sebagai penanda kalau itu adalah makam.(mrd)
"Pemerintah dan DPR Kota Banda Aceh pernah datang untuk melihat makam itu. Mereka telah berjanji memugar sejak 2010 lalu, tapi sampai sekarang sama sekali tidak terealisasi," kata salah seorang Tuha Peut Gampong Lamjamee, Luqman, kepada ATJEHPOSTcom, Kamis 7 Maret 2013.
Menurutn Luqman, selain Pemko Banda Aceh, Balai Pelestarian Purbakala Aceh juga pernah datang ke lokasi tersebut. Tim tersebut juga mengungkapkan hal yang sama, namun juga tidak terealisasi.
“Padahal, jika tidak segera dilakukan pemugaran bukit, makam ini akan segera hilang karena terkikis oleh air laut jika sedang pasang,” kata Luqman lagi.
"Di atas bukit itu ada dua makam. Yaitu, satu milik Teungku Poeteraja, dan satu lagi milik istrinya. Ada tulisan relief Aceh di makam itu pada penutupnya. Saya berharap kita harus bersama-sama ktelusuri mengenai sejarahnya," ujar Luqman.
Sebelumnya diberitakan, dua makam keturunan raja yang terletak di Gampong Lamjame, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, kondisinya memprihatinkan.
Pantauan ATJEHPOSTcom, kedua makam itu berada dekat dengan muara sungai yang tidak jauh dari Pelabuhan Ulee Lhee, Kota Banda Aceh. Pada salah satu makam terpasang papan nama bertuliskan "Teungku Poeteraja".
Usia Teungku Poeteraja diperkirakan 72 tahun. Ini berdasarkan tanggal yang tercantum di sana, yaitu dari 1635 hingga 1706.
Berbeda dengan makam raja-raja lainnya di Aceh. Kondisi makam Teungku Poeteraja, terlihat jarang terawat. Ini ditandai dengan tumbuhnya ilalang setinggi anak kecil di sekeliling makam itu. Hanya karang dan batu kerikil yang membentuk gundukan sebagai penanda kalau itu adalah makam.(mrd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar