SIGLI
– Sejumlah anak muda yang menikah dengan aneuk dara Pidie menyebutkan
mahar yang berlaku dalam adat istiadat di kabupaten ini paling tinggi
dibandingkan daerah lain di Aceh. Tetapi linto baro (mempelai pria)
diberikan rumah mertuanya. Benarkah?
SIGLI – Sejumlah anak muda yang menikah dengan aneuk dara Pidie
menyebutkan mahar yang berlaku dalam adat istiadat di kabupaten ini
paling tinggi dibandingkan daerah lain di Aceh. Tetapi linto baro
(mempelai pria) diberikan rumah oleh mertuanya. Benarkah?
“Itu sudah menjadi rahasia umum, ka dithee ban saboh Aceh. Mahar di Pidie paling mahal, ada yang 30 mayam emas, 50 mayam dan 70 mayam,” kata Reja, warga Aceh Utara yang telah menikah dengan gadis asal Pidie saat ATJEHPOSTcom meminta komentarnya soal mahar, Sabtu, 19 Januari 2013.
Pendapat sama disampaikan Taufik, juga warga Aceh Utara yang saat ini tinggal di Lhokseumawe. “Bukan hanya dengan aneuk dara Pidie yang tinggal di Pidie, aneuk dara asal Pidie yang tinggal di luar Pidie kalau kita lamar mahar yang diminta oleh orangtuanya juga cukup mahal,” katanya.
Meski begitu, Reja dan Taufik menilai wajar tingginya mahar yang berlaku di Pidie. Sebab linto baro memperoleh rumah dari mertuanya. “Kalaupun tidak dikasih rumah baru, minimal dibolehkan tinggal bersama mertua, malah diharuskan tinggal bersama,” kata Reja.
Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Kecamatan Indra Jaya yang juga anggota MAA Pidie, Abdul Hadi Z menolak anggapan yang menyebutkan mahar di daerah ini paling mahal. Namun dia membenarkan linto baro kebagian rumah atau tempat tinggal.
“Sebenarnya tidak mahal mahar di Pidie, sama seperti hukom peurae (pembagian harta warisan). Bagi laki-laki dapat dua bagian, perempuan satu bagian. Artinya, adat di Pidie linto baro dikasih rumah, kalau tidak mampu dikasih rumah baru, diberi kamar untuk tempat tinggal. Jadi jangan dilihat adat itu secara sepotong-sepotong,” kata Abdul Hadi.
Abdul Hadi mencontohkan, di Garot, Pidie, ada orangtua yang memiliki empat anak perempuan. Ke empat anak perempuan yang telah menikah itu masing-masing diberikan satu kamar untuk tempat tinggal bersama suaminya.
“Ada juga yang dikasih tanah untuk pertapakan rumah sebagai tempat tinggal anak perempuannya yang telah menikah. Kalau orang kaya malah dikasih tanah sekaligus dibangun rumah baru,” kata Abdul Hadi.
Berita selengkapnya tentang mahar Klik di tautan ini: Liputan Khusus Mahar di Aceh.[]
“Itu sudah menjadi rahasia umum, ka dithee ban saboh Aceh. Mahar di Pidie paling mahal, ada yang 30 mayam emas, 50 mayam dan 70 mayam,” kata Reja, warga Aceh Utara yang telah menikah dengan gadis asal Pidie saat ATJEHPOSTcom meminta komentarnya soal mahar, Sabtu, 19 Januari 2013.
Pendapat sama disampaikan Taufik, juga warga Aceh Utara yang saat ini tinggal di Lhokseumawe. “Bukan hanya dengan aneuk dara Pidie yang tinggal di Pidie, aneuk dara asal Pidie yang tinggal di luar Pidie kalau kita lamar mahar yang diminta oleh orangtuanya juga cukup mahal,” katanya.
Meski begitu, Reja dan Taufik menilai wajar tingginya mahar yang berlaku di Pidie. Sebab linto baro memperoleh rumah dari mertuanya. “Kalaupun tidak dikasih rumah baru, minimal dibolehkan tinggal bersama mertua, malah diharuskan tinggal bersama,” kata Reja.
Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Kecamatan Indra Jaya yang juga anggota MAA Pidie, Abdul Hadi Z menolak anggapan yang menyebutkan mahar di daerah ini paling mahal. Namun dia membenarkan linto baro kebagian rumah atau tempat tinggal.
“Sebenarnya tidak mahal mahar di Pidie, sama seperti hukom peurae (pembagian harta warisan). Bagi laki-laki dapat dua bagian, perempuan satu bagian. Artinya, adat di Pidie linto baro dikasih rumah, kalau tidak mampu dikasih rumah baru, diberi kamar untuk tempat tinggal. Jadi jangan dilihat adat itu secara sepotong-sepotong,” kata Abdul Hadi.
Abdul Hadi mencontohkan, di Garot, Pidie, ada orangtua yang memiliki empat anak perempuan. Ke empat anak perempuan yang telah menikah itu masing-masing diberikan satu kamar untuk tempat tinggal bersama suaminya.
“Ada juga yang dikasih tanah untuk pertapakan rumah sebagai tempat tinggal anak perempuannya yang telah menikah. Kalau orang kaya malah dikasih tanah sekaligus dibangun rumah baru,” kata Abdul Hadi.
Berita selengkapnya tentang mahar Klik di tautan ini: Liputan Khusus Mahar di Aceh.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar