Kamis, 02 Januari 2014

Uang Dirham Kerajaan Aceh di Museum Bank Indonesia

Logo The Globe Journal - Original

Rabu, 23 Januari 2013 21:00 WIB
UNIKNYA Museum Bank Indonesia (MBI), terlihat pada satu ruang pamer yang beberapa etalase dan lampu sorotnya justru di lantai. Isinya pakaian seragam tentara penjajah sejak zaman VOC, Hinda Belanda, sampai Jepang dengan segala atributnya. Tampak pengunjung yang masih kanak kanak bersimpuh mengamati koleksi yang dipamerkan.
Yang tak kalah menarik adalah ruang kaca tempat menyimpan ratusan batangan emas murni sebagai cadangan moneter negara. Sedangkan di sebuah ceruk dinding ruang itu terdapat sebuah emas batangan yang dapat angkat agar pengunjung mengalami sendiri mengangkat ‘emas murni’ seberat 13,5 kg. Tentu saja emas itu hanya replica namun dengan ukuran dan berat yang sesungguhnya.
Sebelum ruang emas , kita melewati ruang numismatic yang berisi berbagai mata uang sejak zaman kerajaan-kerajaan di Nusantara sampai zaman NKRI sekarang yang dibagi dalam 9 kelompok.
Ada cerita mendahului ruang ini tentang Keping Cinta bagi Belahan Jiwa. Uang terbuat dari tembaga berdiameter 24 mm dan tebal 0,8 mm yang berlaku di Banten abad 16 bertuliskan huruf Jawa berbunyi “Pangeran Ratu”. Tulisan itu adalah penyebutan bagi Ratu Ayu Kirana putri Sultan Demak yang dipersunting Sultan Hasanuddin Banten tahun 1526.
Ada uang Dirham kerajaan Aceh terbuat dari emas dari abad ke 12-15 dengan tulisan Arab, uang Ropij Jawa juga dari emas bertahun 1814 tertulis Hinggilis Jasa Hing Sura Pringg 1814. Ada lagi koin emas 1 Ropij Jawa bertahun 1796 yang bertuliskan Iha Djazirat Djawa Al Kabir.
Di samping uang lama, ada pula dipamerkan uang yang masih berlaku bergambar Dwi Tunggal Bung Karno dan Bung Hatta namun dalam formasi ‘uang bersambung’.
Dijelaskan dalam kolom informasi , uang itu berjejer 4 lembar, namun tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah senilai total rangkaian uang bersambung tersebut tanpa harus dipotong. Tampak uang bersambung itu dari pecahan 20.000, 50.000 dan 100.000 rupiahan. [001-Harian Terbit]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar