Ratu
Nihrasiyah berhasil menjadikan Kerajaan Samudra Pasai sebagai pembangun awal
tamaddun Kerajaan Islam mengikuti jejak ayahnya
Makam Ratu
Nihrasyiah.@Ist
KALIGRAFI
ayat-ayat Alquran terukir di makam yang terletak dalam komplek Makam Raja-raja
Samudra Pasai. Makam itu merupakan makam terindah diantara lainnya dengan
kaligrafi bernilai seni tinggi dan mengangumkan. Salah satu ukiran kaligrafi
itu tertulis Ratu Nihrasiyah Khadiyu. Dia memerintah Samudra Pasai di tahun 801
Hijriyah hingga 831 Hijriyah. Jika menilik tahun masehi, ratu ini memerintah di
1400 hingga 1428.
Merujuk
catatan sejarah karangan Ali Hasjmy dalam bukunya Wanita Aceh; sebagai
negarawan dan panglima perang, tertulis Ratu Nihrasiyah Rawangsa Khadiyu
merupakan malikah atau sultanah terakhir dari Kerajaan Islam Samudra Pasai. Dia
merupakan putri kandung Sultan Zainal Abidin Malikul Dhahir yang memerintah
Samudra tahun 750 Hijriyah hingga 796 Hijriyah atau 1350 hingga 1395.
Sultan
Zainal Abidin Malikud Dhahir mangkat dalam pertempuran perebutan kekuasaan oleh
panglimanya, Laksamana Nagur Rabath Abdulkadir Syah. Sang Laksamana ini
kemudian berhasil dibunuh oleh perwira bawahannya, Arya Bakoy. Dia merupakan
Sayhbandar Samudra Pasai. Setelah berhasil membunuh pembunuh Sultan, dia
meminang janda Sultan Zainal Abidin Malikud Dhahir dan menjadi ayah tiri Ratu
Nihrasiyah.
Masih
menurut Ali Hasjmy, atas jasanya Arya Bakoy kemudian diangkat menjadi Perdana
Menteri Kerajaan Samudra Pasai dengan gelar Maharaja Bakor Ahmad Permala.
Sejalan
dengan kekuasaannya di pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai, Arya Bakoy ternyata
menganut ajaran yang menyimpang. Dia menasbihkan diri sebagai pengikut Wahdatul
Wujud yang jauh menyimpang dari ajaran aslinya.
Lebih 40
ulama dibunuh karena menentang ajarannya. Arta Bakoy sesuai pahamnya berkeinginan
menikahi putri kandungnya yang cantik, Putri Madoong Peria.
Paham yang
dianut Arya Bakoy ditentang oleh Ratu Nihrasiyah. Karena itu dirinya hendak
menggulingkan kekuasaan ratu.
Mendengar
tindakan makar ini, Nihrasiyah kemudian memerintahkan untuk menangkap Arya
Bakoy. Terjadilah pertempuran besar antara pasukan Arya Bakoy dengan pasukan
pengawal istana yang setia kepada Ratu.
Pasukan
kerajaan ini dipimpin suami Ratu Nihrasiyah, Malik Mustafa yang bergelar Pocut
Cindai Simpul Alam. Pasukan Arya Bakoy dapat dihancurkan, dan Arya Bakoy tewas
saat berduel dengan Malik Mustafa.
Sejak itu,
Ratu Nihrasiyah berhasil menjadikan Kerajaan Samudra Pasai sebagai pembangun
awal tamaddun Kerajaan Islam mengikuti jejak ayahnya. Pada tahun 1611 Masehi,
Samudra Pasai bergabung dalam Kerajaan Aceh Darussalam menegakkan Islam dan
menjadikan daerah ini sebagai pusat Islam di nusantara.[]
Sumber : Ali
Hasjmy, Wanita Aceh; sebagai negarawan dan panglima perang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar